PENGALAMANKU MENGAJAR DI MASA PANDEMI
Pagi itu berita di semua
stasiun televisi mengabarkan tentang mewabahnya suatu virus yang bernama Covid
19 atau corona yang mewabah di Wuhan, Cina.
Keesokan harinya, berita di televisi
mengabarkan tentang virus Covid 19 yang
sudah menjalar ke negara-negara lain. Aku mulai khawatir, negara-negara yang
jauh dari Cina saja bisa terkena Covid 19, apalagi Indonesia yang dekat dengan
Cina dan banyak orang-orang Indonesia yang mempunyai saudara di Cina.
Kekhawatiranku pun terjadi, sudah ada
penduduk Indonesia yang terinfeksi virus Covid 19. dan Pemerintahpun mulai
melakukan kebijakan- kebijakan yang harus ditaati oleh warganya, untuk mencegah
berkembangnya virus tersebut.
Salah satu kebijakan yang
menurut pemerintah bisa mencegah berkembangnya virus Covid 19 adalah Belajar Dari Rumah.Ini adalah kegiatan yang
baru bagi dunia pendidikan di Indonesia. Murid-murid beserta tenaga pendidik
dan kependidikan di haruskan belajar dan bekerja dari rumah. Mulailah
kebingungan terjadi, karena proses pembelajaran melalui online atau yang
disebut Daring belum pernah dilakukan di dunia pendidikan di Indonesia,
begitupun aku sebagai guru yang gagap
tekhnologi(Gaptek) mulai kebingungan, bagaimana cara mengajar melalui online.
Ini adalah hal baru bagiku,
dan aku harus belajar lagi supaya ilmuku bisa sampai ke murid-muridku.
Permasalahan satu persatu muncul, terutama
dari siswa-siswa yang berlatar belakang ekonominya kurang. Untuk biaya hidup
saja mereka kekurangan, apalagi untuk membelikan pulsa internet demi lancarnya
proses belajar putra-putrinya.
Ternyata banyak kendala yang ditemui dalam proses belajar mengajar melalui daring atau online, mulai dari orangtua yang gaptek,HP yang dibawa orangtua untuk bekerja,orangtua yang kesulitan mengajari putra-putrinya tentang materi pembelajaran, hingga kesulitan orangtua memberi pengertian kepada putra-putrinya untuk tetap berada di rumah selama pandemi ini terjadi. Karena anak-anak merasa bahwa belajar dari rumah sama dengan libur, sehingga banyak orangtua yang tersulut emosinya karena putra-putri mereka cenderung hanya bermai-main di luar
rumah sedangkan guru-guru
menuntut siswa mempelajari dan mengerjakan materi-materi pembelajaran dan harus
segera dikirim kembali untuk penilaian.
Seiring berjalannya waktu, para orangtua,
guru, dan siswa sudah mulai terbiasa dengan keadaan.Aku yang gaptek akhirnya
bisa juga memberikan pembelajaran lewat daring. Pemerintahpun juga berusaha
melakukan kebijakan-kebijakan agar roda kehidupan kembali berjalan normal. Di
dunia pendidikan Menteri Pendidikan melakukan terobosan-terobosan agar kegiatan
belajar mengajar online berjalan dengan lancar dengan berbagai cara, mulai dari
pembelajaran yang melibatkan stasiun televisi nasional untuk memperkecil
pengeluaran pembelian pulsa internet. Kendala muncul lagi, ada sebagian
televisi siswa yang tidak bisa menerima tayangan dari stasiun televisi
tersebut.
Kemudian Dinas Pendidikan
Surabaya melakukan program pembelajaran melalui salah satu stasiun televisi
lokal agar proses belajar mengajar di kota Surabaya berjalan normal.
Bagaimana dengan guru, apakah guru-guru
tidak ada kendala dalam memberikan materi pembelajaran selama pandemic?
Tentu saja ada kendala sama
seperti siswa, guru-guru juga harus mengisi pulsa internet untuk HPnya dan HP
anak-anaknya dan ada juga guru-guru yang pada akhirnya memasang wifi di rumah
untuk memudahkan pemberian materi kepada murid-muridnya. Disamping itu
guru-guru juga harus melaporkan kegiatan selama Bekerja Dari Rumah atau istilah
kerennya WFH (Work From Home)
Selama WFH atau BDR, akupun
sebagai guru juga mengalami kesulitan, apalagi ditambah wifi yang lemot dan
tidak pahamnya masalah tekhnologi(gaptek). Seringkali aku bingung menggunakan
Microsoft Office 365 yang dianjurkan untuk penyampaian materi kepada
siswa.Sehingga aku sering bertanya kepada teman-teman rekan guru yang paham
tekhnologi, tapi memang dasar sudah berumur jadi kalau bertanya lewat telpon
lama pahamnya. Terkadang anak semata wayangkupun mengajari aku dengan telaten
dalam menggunakan lap top maupun HP untuk proses pembelajaran.
Kesulitanku yang lain, ketika murid-muridku tidak bisa membuka form yang aku kirim, aku selalu kelabakan, bagaimana bisa sedangkan aku bisa membuka form
itu.Untungnya rekan-rekan guruku yang pandai dalam tekhnologi begitu telaten dalam mengajariku, sehingga kesulitan apapun dalam pembelajaran secara daring bisa aku lalui. Selain itu seperti murid-murid SD lainnya, mereka minta nilai dari modul-modul yang aku kirimkan, untungnya sekolah memberi kebijakan untuk mengumpulkan modul di kardus yang sudah disediakan di depan sekolah,walaupun pada akhirnya program ini dihentikan karena pandemic semakin merajalela.
Otomatis proses pembelajaran
murni lewat daring
Dalam penilaian, akupun juga kebingungan
karena ada saja siswa yang tidak muncul nilainya karena mereka tidak
mengerjakan, aku memahami hal itu mungkin mereka terkendala dengan HP yang cuma
1 atau kehabisan pulsa. Untuk mengerjakan soal-soal aku memberikan secara
bergantian, minggu ini aku minta siswa-siswa mengerjakan lewat Microsoft
office, minggu depan aku meminta mereka mengerjakan di buku, utnuk penilaian di
buku aku minta kepada orangtua untuk memfoto hasil pekerjaan putra-putrinya dan
mengirimkannya lewat WA.
Untuk pemebelajaran melaui
zoom, aku belum berani melakukan karena terkendala dengan kuota internet,
karena zoom membutuhkan waktu yang lama dan menyedot banyak pulsa dan bagiku
itu bisa memberatkan siswa-siswaku. Akhirnya sekarang baik guru maupun siswa
sudah terbiasa dengan pembelajaran melalui daring
Hingga saat ini pandemic masih belum berakhir, semakin banyak saja guru-guru yang terpapar covid 19, sehingga belum ada kebijakan untuk kembali ke sekolah, karena pemerintah takut akan terjadi cluster baru yang akan menambah jumlah yang terpapar. Aku hanya bisa berdoa semoga pandemic ini segera berakhir dan kehidupan bisa normal kembali, murid-murid, pendidik serta tenaga kependidikan bisa kembali ke sekolah untuk melakukan proses belajar mengajar seperti biasa dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan menggunakan masker bila keluar rumah, mencuci tangan menggunakan sabun, serta menjaga jarak (social distancing). Dan semoga siswa-siswiku, rekan-rekan kerjaku, walimuridku beserta keluarga mereka semua terhindar dari virus ini, sehingga WFH ini berjalan dengan lancar. Aamiin
Teruslah berkarya dan berbagi melalui blog
BalasHapusKunjungi blog saya ya https://onnyrudianto.wordpress.com/
Insya Allah , Trima Kasih Pak
HapusKata orang bijak, pengalaman adalah guru yang terbaik. Adanya wabah corona ini membuat guru dipaksa untuk beljar dan beradaptasi dengan keadaan. Oleh karena guru tak boleh berhenti belajar dan semangatnya akan mendorong peserta didiknya untuk menghasilkan prestasi tinggi.
BalasHapusInsya Allah. Trima kasih pak
HapusPabdemi merubah total segala sisi kehidupan , pandemi tidak perlu ditakuti tetapi sangt perlu dieadpadai tetslah mebulis , menjadi blogger hebat
BalasHapusASIYAAAP PAK
HapusLuar biasa Cikgu...... Tetap semangat untuk mencerdaskan anak bangsa. Mari kunjungi blog saya juga ya.... https://titiks-shoot.blogspot.com/2020/09/antara-belajar-dan-mengajar.html
BalasHapusok say
Hapusok bagus, teruskan semngatnya dalam berkarya
BalasHapusMantap , lanjutkan berkarya ,sehat dan semangat selalu.
BalasHapus